Tuesday, March 1, 2016

Banjir Di Lalodati Netizen Soroti Walikota Kendari




Banjir Kelurahan Lalodati Kendari, Sumber Foto Facebook Zakz Zuka


Netizen atau warga internet menyoroti kinerja Walikota Kendari setelah melihat banjir yang terjadi di RT 07 RW 03 Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu. Berita banjir di upload Zakz Zuka  melalui akun facebooknya di grup facebook Sultra Watch.


Beberapa netizen berkomentar gokil melihat postingan banjir di Lalodati,  seperti facebook Mamad Ramadhan “bisa ditaruh bibit ikan lele” hehehe. begitupun dengan Facebook Paemo Ati ‘Bisa juga dijadikan kolam renang” hehehe. Mereka melihat banjir bukan merupakan sebuah bencana melainkan sebuah anugrah yang harus dimanfaatkan oleh warga.


Komentar Facebook Sahabuddin Udin Tato menyoroti Walikota Kendari, “Lagi tidur Pak Wali ini”, pernyataan ini dilontarkan karena pembangunan sudah maksimal tetapi banjir tetap juga melanda wilayah kota kendari. Gunawan Kendari memperingatkan warga untuk tidak mengganggu Walikota, karena lagi sibuk mengurus pintu (partai pendukung) yang bisa menjadi kendaraan menuju calon gubernur Sulawesi Tenggara mendatang.


Komentar lain dari facebook Arthtur Arfian menyoroti piala adipura yang diperoleh kota kendari tetapi banjir masih mengintai pemukiman warga sampai sekarang. Sekedar Informasi, Kota Kendari mendapatkan Adipura Kencana selama 6 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2015. Dengan proses penilaian yang begitu ketat dengan memperhatikan pengelolaan sampah dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.


Terkait penyebab banjir beberapa netizen melontarkan analisanya yakni pertama, terkait sampah. Komentar dari Facebook Rinto Van Roses menyatakan Kebiasaan membuang sampah sudah mendarah daging, karena itu banjir selalu terjadi sepanjang tidak ada kesadaran dari masyarakat. Sampah tetap menjadi momok bagi warga Kota Kendari, padahal warga sudah membayar restribusi Rp. 5.000 perbulan ke Pihak Kelurahan. Selain itu, Pengelolaan Sampah Puwatu dianggap sebagai pengelolaan sampah percontohan di Indonesia, tetapi tetap juga tidak mampu mengatasi masalah sampah di Kota Kendari.


Kedua, Banjir disebabkan karena hutan –hutan yang gundul, Komentar itu dilontarkan Irodjasa Irsan.  Pernyataan Irodjasa didukung dengan oleh pernyataan Susi, Direktur Walhi 3 Tahun lalu dalam merespon banjir bandang yang melanda Kota Kendari. Ia menyatakan “Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai wanggu tidak bisa dipungkiri semakin kritis begitupun dengan hutan magrove di kawasan Teluk Kendari” (Kompas 17/07/2013). Permasalahan hutan gundul sudah ditahu sejak lama, namun kenapa tidak ada perbaikan sampai sekarang ?..


Ketiga, Banjir disebabkan karena kurangnya daerah resapan. Komentar facebook Irodjasa Ini karena hilangnya daerah resapan air”. Kalau mau dilihat perubahan tata kota memang sangat miris daerah resapan semakin berkurang dan berubah fungsi menjadi perumahan dan rumah toko. Aysar Alfatih menambahkan “Daerah peresapan air di timbun wajar kalau banjir, timbun sj laut biar banjir semua”. Asyar Alfatih menyoroti penimbunan teluk kendari yang merusak daerah resapan. Penimbunan teluk kendari untuk pembangunan tambat labuh, water sport center dan mesjid Al Alam dengan anggaran mencapai 400 Milliar berasal dari APBD Kota Kendari dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015.


Dampak dari banjir di Lalodati menurut salah satu Staf D’Cool Management Kendari yang mengupload berita banjir, Warga harus mengungsi ke salah satu mes yang tidak jauh dari pemukiman warga sekarang ini.
  

Sampai tulisan ini dikelarkan sudah 79 netizen yang suka dan 59 Komentar di grup facebook sultra watch. Untuk mengakses berita tersebut, silahkan klik Grup Sultra Watch


No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...