Banjir Kelurahan Lalodati Kendari, Sumber Foto Facebook Zakz Zuka |
Netizen atau warga internet
menyoroti kinerja Walikota Kendari setelah melihat banjir yang terjadi di RT 07
RW 03 Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu. Berita banjir di upload Zakz Zuka
melalui akun facebooknya di grup facebook Sultra Watch.
Beberapa netizen berkomentar
gokil melihat postingan banjir di Lalodati, seperti facebook Mamad Ramadhan “bisa ditaruh
bibit ikan lele” hehehe. begitupun dengan Facebook Paemo Ati ‘Bisa juga
dijadikan kolam renang” hehehe. Mereka melihat banjir bukan merupakan sebuah
bencana melainkan sebuah anugrah yang harus dimanfaatkan oleh warga.
Komentar Facebook Sahabuddin Udin
Tato menyoroti Walikota Kendari, “Lagi tidur Pak Wali ini”, pernyataan ini
dilontarkan karena pembangunan sudah maksimal tetapi banjir tetap juga melanda
wilayah kota kendari. Gunawan Kendari memperingatkan warga untuk tidak
mengganggu Walikota, karena lagi sibuk mengurus pintu (partai pendukung)
yang bisa menjadi kendaraan menuju calon gubernur Sulawesi Tenggara mendatang.
Komentar lain dari facebook
Arthtur Arfian menyoroti piala adipura yang diperoleh kota kendari tetapi
banjir masih mengintai pemukiman warga sampai sekarang. Sekedar Informasi, Kota
Kendari mendapatkan Adipura Kencana selama 6 tahun berturut-turut mulai dari
tahun 2009 sampai tahun 2015. Dengan proses penilaian yang begitu ketat dengan
memperhatikan pengelolaan sampah dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Terkait penyebab banjir beberapa
netizen melontarkan analisanya yakni pertama, terkait sampah. Komentar dari Facebook
Rinto Van Roses menyatakan Kebiasaan membuang sampah sudah mendarah daging,
karena itu banjir selalu terjadi sepanjang tidak ada kesadaran dari masyarakat.
Sampah tetap menjadi momok bagi warga Kota Kendari, padahal warga sudah
membayar restribusi Rp. 5.000 perbulan ke Pihak Kelurahan. Selain itu,
Pengelolaan Sampah Puwatu dianggap sebagai pengelolaan sampah percontohan di
Indonesia, tetapi tetap juga tidak mampu mengatasi masalah sampah di Kota
Kendari.
Kedua, Banjir disebabkan karena
hutan –hutan yang gundul, Komentar itu dilontarkan Irodjasa Irsan. Pernyataan Irodjasa didukung dengan oleh
pernyataan Susi, Direktur Walhi 3 Tahun lalu dalam merespon banjir bandang yang
melanda Kota Kendari. Ia menyatakan “Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai wanggu
tidak bisa dipungkiri semakin kritis begitupun dengan hutan magrove di kawasan Teluk
Kendari” (Kompas 17/07/2013). Permasalahan hutan gundul sudah ditahu sejak
lama, namun kenapa tidak ada perbaikan sampai sekarang ?..
Ketiga, Banjir disebabkan karena
kurangnya daerah resapan. Komentar facebook Irodjasa “Ini karena hilangnya daerah resapan air”. Kalau mau
dilihat perubahan tata kota memang sangat miris daerah resapan semakin
berkurang dan berubah fungsi menjadi perumahan dan rumah toko. Aysar Alfatih
menambahkan “Daerah peresapan air di timbun wajar kalau banjir, timbun sj
laut biar banjir semua”. Asyar Alfatih menyoroti penimbunan teluk
kendari yang merusak daerah resapan. Penimbunan teluk kendari untuk pembangunan
tambat labuh, water sport center dan mesjid Al Alam dengan anggaran mencapai
400 Milliar berasal dari APBD Kota Kendari dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2015.
Dampak dari banjir di Lalodati menurut
salah satu Staf D’Cool Management Kendari yang mengupload berita banjir, Warga
harus mengungsi ke salah satu mes yang tidak jauh dari pemukiman warga sekarang
ini.
Sampai tulisan ini dikelarkan
sudah 79 netizen yang suka dan 59 Komentar di grup facebook sultra watch. Untuk
mengakses berita tersebut, silahkan klik Grup Sultra Watch.
Sumber Video Banjir Lalodati
No comments:
Post a Comment