Sumber Foto Facebook Pusdalops Bpbd Kendari |
Hari Minggu, 30 Oktober 2016,
gempabumi tektonik mengguncang wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara. Hasil
analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pada pukul 11.42.45 WIB
dengan kekuatan M=4,3 Skala Richter dengan episenter terletak pada koordinat
3,86 LS dan 122,34 BT, tepatnya di darat pada jarak 28 km arah barat laut Kota
Kendari pada kedalaman 10 km.
Peta tingkat guncangan
(shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan kuat
dirasakan di beberapa daerah seperti Kendari, Sambuli, Nambo, Ammusu, Awoliki,
dan Tambua dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Beberapa warga di daerah
ini dilaporkan sempat berlarian keluar rumah untuk mencoba meyelamatkan diri.
Ditinjau dari kedalaman
hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini merupakan gempabumi kedalaman dangkal
akibat aktivitas sesar aktif Lawanopo. Sesar Lawanopo merupakan sesar mendatar
mengiri (sinistral strike-slip) yang berarah barat laut – tenggara dan
memanjang sekitar 260 km dari utara Malili sampai Tanjung Toronipa. Ujung barat
laut sesar ini menyambung dengan Sesar Matano, sementara ujung tenggara bersambung
dengan Sesar Hamilton yang memotong sesar naik Tolo (Tolo Thrust).
Sesar ini disebut Lawanopo
karena jalurnya membelah dataran Lawanopo. Sesar ini masih aktif hingga
sekarang dan terbukti hari ini membangkitkan gempabumi yang mengguncang Kota
Kendari dan sekitarnya.
Hasil monitoring BMKG hingga
saat ini menunjukkan belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu kepada
masyarakat di daerah pesisir Kendari dihimbau agar tetap tenang karena
gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
***
Dr. DARYONO, S.Si.,M.Si.
Kepala Bidang Mitigasi
Gempabumi dan Tsunami BMKG
No comments:
Post a Comment