Perlawanan
Petani Rumput Laut bersama Mahasiswa mencapai puncaknya berhasil menghentikan aktivitas reklamasi PT
Sumber Hasil Utara (SHU) pada hari senin kemarin (16/11).
Proyek
yang menggunakan dana APBN sebesar Rp. 9,4 milliar itu ternyata tidak berhenti
begitu saja. Para aparat menyusun strategi baru untuk melakukan tindakan
kekerasan terhadap petani rumput laut dan mahasiswa Keesokan harinya (17/11),.
Dua
orang aktivis penolak reklamasi dikeroyok oleh sekelompok preman mabuk yang dipimpin
oleh La Ode Gafur, Suami Ibu Lurah Palabusa, yang juga berprofesi sebagai
Satpol PP Kota BauBau dan La Ode Saharuddin, salah satu Ketua RT di Palabusa.
Udin
Ampe, Petani Rumput Laut dan Aci, Mahasiswa BauBau dikeroyok sampai babak belur
dan disaksikan oleh Babinsa dan Kepala Pos Polisi. Kekerasan atas nama
pembangunan terus terjadi dan mengigatkan kita pada zaman otoriter dimana tidak
ada lagi toleransi bagi para korban pembangunan reklamasi pantai.
Telinga
kita masih hangat kasus kekerasan yang menimpa pejuang agraria di Desa Polara,
Desa Tondonggito, Desa Waturai, Desa Kekea, Kepualauan Wawonii pada bylan mei
lalu. Mereka direpresif dan mengorbankan 14 petani beserta istrinya, aktivis
dan mahasiswa. Kekerasan terus terjadi yang mengorbankan rakyat sekitarnya.
Berkaitan
dengan itu, Kami dari Tim Sekilas Kendari bermaksud untuk menghentikan
kekerasan di Negeri Anoa ini yang atas nama pembangunan dan mengorbankan rakyat, karena itu kami menyatakan sikap :
1.
Meminta
kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara menangkap dan menghukum
seberat-beratnya pelaku kekerasan terhadap Udin Ampe, Petani rumput dan Aci,
Mahasiswa BauBau.
2.
Menuntut
PIHAK TNI dan POLRI untuk memproses secara hukum anggotanya yang terlibat dan
tidak berbuat pada saat pengeroyokan Udin Ampe, Petani Rumput Laut dan Aci,
Mahasiswa BauBau
3.
Meminta
Kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kota Bau Bau untuk menghentikan
izin reklamasi pantai
4.
Meminta
Kepada Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Susi Pudjianti untuk turun tangan
menghentikan proyek reklamasi yang mengorbankan petani rumput laut di Pesisir
BauBau
Demikian
pernyataaan sikap ini kami dengan sadar dan penuh prihatin terhadap situasi
yang terjadi di Sulawesi Tenggara dan semoga menjadi lebih baik kedepan.
Baca Juga : Kronologis Singkat Penganiyaan Terhadap DuaOrang Aktivis Lingkungan Penolak Reklamasi Pantai Palabusa
No comments:
Post a Comment