Wednesday, March 30, 2016

Solidaritas Untuk Petani Dongi-Dongi


Petani Yang Ditahan Di Wilayah Ranoromba, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng. Foto Kontras        


Peringatan hari “ketiadaan tanah international” rencana akan dilakukan oleh petani, buruh dan rakyat penambang dalam pengelolaan sumber daya agraria di Kota Palu Tanggal 29 Maret kemarin. Rencana aksi akan dikonsetrasikan di jalan samratulangi dengan sasaran aksi di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, dan POLDA Sulawesi Tengah

Aksi damai itu diikuti oleh Front Perjuangan Rakyat Sulawesi Tengah (FPR) Sulteng, Aliansi Reforma Agraria (AGRA) Sulteng, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Palu, Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI), Serikat Pekerja Hukum Progresif (SPHP) Sulteng, Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Himpunan Mahasiswa Mamuju Tengah, Himpunan Mahasiswa Gorontalo, Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sulteng, BEM IAIN Palu, GEMA Unisa, Forum Petani Merdeka (FPM) Dongi – Dongi, Penambang Poboya dan Penambang Dongi-Dongi.  

Namun sebelum massa berkumpul di Pusat Kota Palu, Massa petani dan penambang rakyat yang berjumlah 10.000 dari Dongi-Dongi diblokade Pihak Kepolisian di Ranoromba, Desa Bora Kabupaten Sigi. Ironisnya tidak sebatas blokade tetapi diikuti dengan penggerebekan dan penembakan yang membabi buta oleh aparat yang mengakibatkan 14 orang mengalami luka tembak dan 64 orang yang ditahan. 

Berkaitan dengan permasalahan diatas, Kami dari tim sekilas kendari mengutuk tindakan aparat penembak petani. Padahal para petani hanya ingin memperjuangkan hak-haknya yang selama ini akan dirampas oleh pengusaha dan penguasa. Oleh karena itu kami meminta pihak terkait di Sulawesi Tengah untuk :
  1. Segera bebaskan 64 petani yang ditangkap
  2. Menindak aparat penembak petani
  3. Biaya pengobatan korban penembakan dan pemulihan psikologis petani harus ditanggung pemerintah
  4. Hentikan penggusuran penambangan dan perkebunan rakyat di Dongi-Dongi dan Paboya.
  5. Hentikan izin ekploitasi korporasi yang akan merebut sumber makanan rakyat. 

Korban Penembakan. Foto FPR

  1.  Beberapa korban Penembakan yang berhasil diidentifikasi:

    1. Akbar asal Kecamatan Palolo, Sigi
    2. Ade Solla asal Kota Palu
    3. Muhrim asal Dongidongi
    4. Jek asal Sulawesi Tenggara
    5. Haris Giasi asal Gorontalo
    6. Tasmin asal Dongi-dongi
    7. Darson asal Kecamatan Palolo, Sigi
    8. Irvan asal Petobo, Kota Palu
    9. Muhtadin, Desa Petimbe, Palolo, Sigi

    Sumber: LBH Sulteng

No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...