Barrack Obama kembali hadir di Indonesia dan memberikan pidato depan publik di acara Kongres ke 4 Diaspora Network Indonesia di Jakarta (01/07). Salah satu topik pembicaraan adalah toleransi.
Presiden ke 44 Amerika Serikat itu mengungkapkan mengenal toleransi sejak kecil ketika bermukim di menteng dalam, Jakarta Selatan, Kala itu Obama menempuh pendidikan di SD Fransiskus Asisi di Tebet dan SD Negeri 1 Menteng. Ia banyak belajar dari Ayah tirinya, Lolo Soetoro yang juga warga negara Indonesia. Pelajaran dari bapak tirinya yang beragama Islam tetapi menghargai agama Hindu, Budha dan Kristen. Ia banyak belajar keberagaman semasa kecilnya di Indonesia.
Selain itu, Presiden dua periode Amerika Serikat itu melihat nilai toleransi ketika melakukan kunjungan beberapa hari yang lalu ke Jogjakarta. Ia melihat candi borobudur agama budha dan candi prambanan hindu berdiri tegak ditengah mayoritas muslim. Ia juga melihat beberapa gereja dan mesjid berdampingan. Karena itu Obama menganggap Indonesia sebagai negara yang toleransi.
Seandainya Pak Obama jalan-jalan ke Kendari, pasti melihat Gereja dan Mesjid berdampingan di Kota lama kendari.. hehe. Sekedar Informasi pola penyebaran dari animisme dan dinamisme menjadi orang beragama, Diawali dengan Agama Hindu Budha, kemudian disusul agama islam dan terakhir agama kristen.
Kakak Maya Soetoro, mendorong Indonesia harus menjadi contoh bagi negara islam di dunia. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu jua. simbol pemersatu warga negara Indonesia.
Dino Patti Djalal yang juga moderator dalam acara Diaspora Network Indonesia, memberikan pertanyaan tentang kejadian "Arab Spring" ketika Obama menjabat sebagai presiden.
Seperti yang dikutip dari Rappler. Obama menjawab pertanyaan Dino bahwa siapapun yang mempelajari situasi timur tengah tentu melihat ada potensi instabilitas di kawasan itu. Populasi anak muda yang menganggur dan tak punya pekerjaan sangat tinggi. Penguasa Negara Timur Tengah kurang memperhatikan aspek keadilan dalam memerintah. Banyak sekali orang yang hidup dalam ekonomi yang buruk.
Menurut Obama, perubahan dari Arab Spring tentunya diharapkan menuju perbaikan ekonomi tetapi dalam kenyataannya malah menimbulkan perpecahan antara Sunni dan Syiah yang berlangsung hingga kini. Karena itu, Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi negara muslim di Dunia. Jika Indonesia terus menghargai perbedaan maka akan menjadi model bagi negara-negara tersebut.
Intoleransi di Indonesia
Sekedar informasi, pasca peralihan kepemimpinan dari Obama ke Trump. terjadi pelemahan demokrasi dan isu berdasarkan agama dan etnis, termasuk di Indonesia.
Isu agama di Indonesia kembali muncul pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta, antara Ahok melawan Anies Baswedan. Kondisi ini berpengaruh ke seluruh pelosok negeri, termasuk di Sulawesi Tenggara sekarang.
Isu sukuisme yang telah lama terjadi di Sulawesi Tenggara antar suku dari kepulauan dan daratan. Isu suku muncul setiap terjadi pemilihan kepala daerah, seperti halnya terjadi dalam pemilihan Walikota Kendari yang terjadi pada bulan Februari lalu. Para tim sukses menggunakan isu suku menggait suara pemilih. Pemilih yang tidak masih labil dan kurang pendidikan terbawa isu tersebut, dan berpotensi merusak ketentraman antar warga.
Beberapa hari yang lalu, saya mencoba membuka facebook dan masuk ke grup sultra watch, salah satu perbincangan hangat antara penduduk lokal dan penduduk pendatang. Situasi ini tidak lain dipengaruhi oleh faktor gerakan tim sukses pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara yang mulai melakukan manuver untuk menggait pemilih. Pemilihan akan dilaksanakan pada tahun 2018 mendatang, tetapi kampanye dan pemetaan pemilih mulai dilakukan para tim sukses melalui media sosial.
Jika kita terus-terusan memakai isu suku dan agama dalam pemilihan kepala daerah, maka sama halnya menyimpan api dalam sekam yang suatu saat akan berpontesi menjadi masalah seluruh warga Sulawesi Tenggara. Harapan obama terhadap Indonesia sebagai negara toleransi tidak akan terjadi.
Obama memang bukan siapa-siapa bagi kita, tetapi dari pengamatannya melihat Indonesia mampu menjadi contoh bagi negara muslim lainnya di Dunia. Indonesia akan menjadi negara besar kedepan, kekuatannya terletak pada generasi muda. Mari terus menjaga toleransi di Sulawesi Tenggara dan Indonesia. Bhineka Tunggal Ika..
Kutipan terakhir dari Obama tentang demokrasi yang dikutip dari RMOL.CO bahwa, demokrasi bukan sekedar memilih pemimpin. Demokrasi akan menemukan tantangan bahkan gagal bila pemerintahan yang terpilih korup dan tidak bekerja untuk kemashalatan semua rakyat.
Sekedar informasi, dalam proses pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2008 lalu, Obama tidak menggunakan isu agama dan suku dalam mencapai kemenangan. Tim Obama melakukan yang sebaliknya dengan mengangkat isu keberagaman dan peningkatan ekonomi masyarakat yang terpinggirkan penguasa kala itu.
Sumber :
Barrack Obama ; Indonesia bagian dari saya. Tempo. Diakses 2 Juli 2017
Obama : Ayah Tiri Saya Muslim, Dia hargai Hindu, Budha dan Kristen. BBC Indonesia. Diakses 2 Juli 2017
Presiden Obama mengaku tak prediksi terjadi krisis arab spring. Rappler Indonesia. Diakses 2 Juli 2017
Kata Obama, Ini yang bisa mengagalkan Demokrasi. RMOL.CO. Diakses 2 Juli 2017
Grup Facebook Sultra Watch. Diakses 2 Juli 2017
No comments:
Post a Comment