Hasil riset Infid - Oxfam menyatakan, dalam dua dekade terakhir, di Indonesia ketimpangan antara kelompok terkaya dan kelompok yang lain mengalami peningkatan yang lebih cepat dibanding dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan lebih dari 100 juta penduduk termiskin. Ketimpangan tersebut, tidak hanya memperlambat pengentasan kemiskinan, tetapi juga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengancam kohesi sosial.
Adapun penyebabnya yakni Pertama, Fundamentalisme Pasar, tanpa campur tangan pemerintah dalam ekonomi pasar menyebabkan kekayaan berkosentrasi pada sedikit orang sehingga ketimpangan akan meningkat. Saat ini banyak yang berpandangan bahawa ekonomi "menetes ke bawah", dimana kekayaan seharusnya mengalir ke bawah tanpa campur tangan pemerintah hanyalah mitos belaka.
Kedua, Political Capture, dimana kalangan elit mengubah aturan main, agar menguntungkan mereka, dengan mengorbankan kalangan banyak. Golongan elit dapat memanfaatkan pengaruh politik mereka untuk mempertahankan keuntungan yang mereka dapatkan, pada saat yang sama menghalangi kebijakan yang memperkuat hak-hak masyarakat banyak.
Ketiga, Ketidaksetaraan gender, Kaum perempuan kurang memiliki akses terhadap hak-hak mereka terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Keempat, Akses yang tidak setara terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Kurangnya anggaran mengakibatkan layanan kesehatan dan pendidikan tidak dapat sepenuhnya memainkan peran mereka dalam menanggulangi ketimpangan baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kelima, Akses yang tidak setara terhadap infrastruktur dan lahan. Akses terhadap infrastruktur seperti jalan, jembatan, telekomunikasi dan listrik mengakibatkan ketimpangan. Infrastruktur jalan di wilayah pedesaan meliputi sekitar 80 persen dari total jaringan jalan di Indonesia, dan 57 persen dari jalan tersebut dalam kondisi buruk. begitupun dengan infrastruktur lainnya.
Keenam, Pasar tenaga kerja dan upah tidak adil. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, bekerja denga keterampilan rendah dan upah rendah serta keamanan kerja yang tidak memadai.
No comments:
Post a Comment