“Mesjid Al Alam mulai
memasuki tahapan dengan pembuatan akses jalan masuk dan pemancangan tiang
mesjid mulai dirampungkan, dan akan menelan anggaran 250 millliar” Nur Alam,
Gubernur Sulawesi Tenggara (Rakyat Sultra, September 2015)
“Jadi kita bikin dulu
tambat labuh. Kita akan perdalam disekitar tambat labuh dan lumpurnya
dimasukkan kedalam kolam dan kita akan tata menjadi ruang terbuka hijau” Kata Asrun,
Walikota Kendari.. RTH atau reklamasi ? (Zona Sultra, 29 Jan 2015)
"Sudah dilakukan studi
kelayakan secara terpadu tentang Teluk Kendari, yang mana di Teluk Kendari akan
dilakukan reklamasi, pembangunan Mesjid Al Alam, Pembangunan Tambat Labuh dan
Jembatan” kata Kepala Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Sultra, Hakku Wahab (Kendari Pos, 23 Mei 2015)
“Teluk Kendari merupakan muara berkumpulnya air dari hulu sungai
yang ada dibeberapa sungai di Sultra, Mulai dari Konawe, Konawe Selatan dan
Konawe Utara. Karena itu dana sosial 17 milliar dari Pemerintah Pusat dialihkan
ke Teluk Kendari”. Kepala BPBD SULTRA,
Boy Ihwansyah (Rakyat Sultra, 31 Oktober 2015)
“Teluk Kendari harus dipelihara karena sudah terjadi
pencemaran, mengingat ada sekitar 16 sungai bermuara di Teluk Kendari.
"Untuk itulah pemerintah kota (Pemkot)
Kendari menata agar sedimentasi dikurangi, salah satunya dengan membuat
kantong-kantong lumpur untuk reklamasi” Kepala BLH Kota
Kendari, Rusnani (Kendari Pos, 23 Mei 2015)
Komentar terkait Reklamasi Dan
Revitalisasi Teluk Kendari
Anggota DPRD Kota Kendari, LA Ode Lawama, La Ode
Umar Bonte, Amarullah, dan HJ Heni Handayani Latjinta Protes Proyek Tambat
Labuh Pemkot Kendari yang tidak hasilnya.
“Proyek Jembatan
belum ditahu di pusat. Terlebih, anggarannya hampir sampai Rp. 1 Triliuan,
Khusus Sultra pada tahun 2015 hanya mendapatkan anggaran dari APBN sekitar 300
milliar sampai 400 milliar. APBN bisa mendanai jembatan yang menghubungkan dua
keluarahan itu asalkan memiliki dampak positif bagi ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat sekitar” Andi Akmal Pasluddin, Anggota
Komisi IV DPR RI (Kendari Pos, November 2015)
“Banjir kota kendari tahun 2013, akibat aktifitas pertambangan dan kelapa sawit di Hulu” ikbal rahmat, Seorang Blogger
“Banjir di Kendari akibat buruknya sistem drainase. Mestinya sejak awal menyusun RTRW (Rencana Tata Ruang Kota) aspek topografi dan ekologi, aspek kesatuan ruang hulu hilir, (DAS hingga Teluk Kendari) menjadi basis dalam menyusun tataruang kota. Dalam penyusunan Perda Tata Ruang Kota Kendari, juga tidak melibatkan masyarakat,” Susiyanti Kamil, Staf WWF (Kompas, 17 Juli 2013)
“Reklamasi hanya akan merusak lingkungan perairan Teluk Kendari. Kerusakan lingkungan pada akhirnya akan menurunkan derajat kesehatan manusia. Sebab lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar. “ Sri Damayanty, Dosen Kesehatan Lingkungan di STIK Avicena Kendari dan FKM Universitas Halu Oleo
“Alasan diusungnya wacana moratorium
menyusul keadaan wilayah penangkapan nelayan yang mulai tergusur akibat
reklamasi. Jika reklamasi tak diatur, dampaknya akan merugikan nasib nelayan” Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi
Pudjiastuti
“Banjir kota kendari tahun 2013, akibat aktifitas pertambangan dan kelapa sawit di Hulu” ikbal rahmat, Seorang Blogger
“Banjir di Kendari akibat buruknya sistem drainase. Mestinya sejak awal menyusun RTRW (Rencana Tata Ruang Kota) aspek topografi dan ekologi, aspek kesatuan ruang hulu hilir, (DAS hingga Teluk Kendari) menjadi basis dalam menyusun tataruang kota. Dalam penyusunan Perda Tata Ruang Kota Kendari, juga tidak melibatkan masyarakat,” Susiyanti Kamil, Staf WWF (Kompas, 17 Juli 2013)
“Reklamasi hanya akan merusak lingkungan perairan Teluk Kendari. Kerusakan lingkungan pada akhirnya akan menurunkan derajat kesehatan manusia. Sebab lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar. “ Sri Damayanty, Dosen Kesehatan Lingkungan di STIK Avicena Kendari dan FKM Universitas Halu Oleo
“kalau pun pemerintah mengelola teluk misalnya dengan kegiatan reklamasi untuk tujuan wisata, idealnya ada kajian tentang bagaimana daya dukung teluk terhadap semua kegiatan yang direncanakan tersebut" Akademisi, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu dan Tekhnologi Kebumian UHO, Muliddin (Kendari Pos, Mei 2015)
“Aneh, Proyek Revitalisasi Kok Menimbun Teluk Kendari” Mahaji Noesa, DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka. Sering menulis di Kompasiana
“Ranjau-Ranjau laut yang tersebar di Teluk Kendari merupakan hasil peninggalan Jepang pada waktu Perang Dunia II sebab wilayah tersebut pernah digunakan sebagai pangkalan militer” Perwira Pelaksana (Palaksa) Lanal Kendari, Letkol (Laut) Ali. (Berita Satu, 18 Maret 2015)
M. Rendra Wasantara Manaba. Calon Walikota Kota Kendari, Lelaki muda yang konsisten mendediikasikan dirinya untuk melawan kebijakan pemerintah yang ingin menghapus sejarah berdirinya kota Kendari yaitu Kota Lama. Perlawanannya semakin besar ketika awal tahun 2015 beberapa bagian Kota Lama Kendari digusur. (Sumber http://www.cendananews.com)
“Kalau jembatan jadi
otomatis kami kehilangan pekerjaan sebagai papalimbang (transportasi laut)”. Jumlah warga yang menggantungkan hidup
melalui transportasi laut 50 orang. Papalimbang, Ajir (38) (Rakyat Sultra, September 2015)
"Dijanjikan untuk diberikan ganti rugi sebesar 350 juta sampai 400 juta, kami tidak perlu itu, kami tidak ingin digusur, kami tetap ingin berada dirumah kami,”. Kata Jefry Warga Kota Lama, Korban yang terancam Penggusuran Paksa (Suara Kendari, 19 Oktober 2015)
Salah seorang warga pesisir Kecamatan Kendari Barat, Aco. Pria berusia (35) khawatir jika Pemkot Kendari dan Pemprov Sultra semakin intens melakukan kegiatan reklamasi (penimbunan) di sepanjang areal teluk, kerabat mereka yang berprofesi sebagai PKL kuliner akan tergusur, begitu pula kerabat mereka yang biasa mencari biota laut seperti ikan, kepiting dan kerang-kerangan akan semakin sulit menemukan hewan jualannya karena areal tempat mereka biasa mencari biota tersebut menjadi target reklamasi.(KendariPos, 2015)
“Pembongkaran bangunan tua di Kota lama, kalau memang ada itu proyek , harus ada papan pengumumannya. Sekarang belum ada anggarannnya seakan-akan sudah ada proyeknya. Bangunan semua dibongkar dengan alasan akan dibangun jembatan. Itu hanya cari tanah murah saja” Anselmus, Ketua Lembaga Bantuan Hukum, Kendari (Kendari Pos, 7 November 2015)
"Kegiatan
pembangunan di areal teluk seperti tambat labuh serta Mesjid Al Alam dan teranyar
pembangunan Water Sport Centre merupakan kegiatan pencitraan dan bukan
bertujuan menyelematkan teluk dari ancaman pendangkalan”. Kisran Makati, Direktur Walhi Sultra “(Kendari Pos, Juni 2015)
"Proyek pembangunan jembatan Bahteramas ini akan menggusur banyak warga yang bermukim di wilayah kota lama, terutama warga keturunan China yang sudah lama menghuni kota tersebut," Kata Dedi, Aktivis Forum Masyarakat Sultra Bersatu (FMSB)(Sumber http://antarasultra.com)
"Akar permasalahan banjir dan tanah longsor di Sultra tentu tidak terlepas dari terganggunya ekosistem, selain faktor intensitas hujan yang cukup tinggi dengan durasi yang berkepanjangan. Di Sultra belakangan ini marak kegiatan pertambangan nikel dan pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, serta pengolahan kayu” Suara Kendari.Com, 21 April 2014
Dikutip dari berbagai sumber.. Tim Sekilas Kendari
No comments:
Post a Comment