Sunday, December 11, 2016

Belajar Hadapi Perang Biologis

Ilustrasi


Dengan ditemukannya Cabai yang mengandung virus ditanam warga negara Cina di Bogor, tentunya pukulan berat bagi pemerintah Indonesia. Niat kedatangan Warga Cina di Indonesia mengundang tanda tanya. Apakah mereka berniat bekerjasama secara ekonomi atau malah menciptakan perang biologis untuk melumpuhkan pangan Indonesia ?.

Sejarah melumpuhkan sumber pangan sebagai strategi perang sudah sejak lama berlangsung. Saya pernah jalan-jalan bertemu orang -orang yang pernah mengalami perang dengan belanda dan jepang di Tanah Minangkabau. pertanyaanku waktu itu, "mana yang lebih baik perang dengan Belanda atau Jepang ?". dan tentunya mereka sadar bahwa perang dengan Belanda tidak enak karena terlalu lama menjajah Indonesia. Tapi perang yang paling kejam melawan Jepang, karena target mereka adalah memusnahkan hasil pertanian warga dengan cara membuang ke laut. mengapa hal itu dilakukan, supaya warga tidak bisa melakukan perlawanan, karena sibuk dengan kelaparan.

Entah siapa penyebarnya, tapi Indonesia terutama Dinas Kesehatan selalu disibukkan dengan virus. Virus terbaru yang ditakutkan menyebar di Indonesia adalah Ebola. beberapa tahun yang lalu, kita mungkin masih ingat dengan virus antrax yang mengakibatkan pangan dari binatang pemeliharaan warga harus dimusnahkan secara massal.

Jadi Strategi perang biologis bukan hal pertama kali terjadi di dunia. jangankan dunia, dalam negeri saja masih banyak mengandalkan makanan untuk melumpuhkan lawan politik, contoh kasus Munir yang diberikan minuman jus dan kopi dan kemudian dicampur dengan racun arsenik

Seorang teman dari Korea Selatan baru-baru ini mengunjungi Indonesia. dia banyak bercerita tentang kondisi negaranya menghadapi perang biologis. Pasca keputusan pemerintahannya untuk menjadikan Jepang dan Amerika sebagai Koalisi, Cina yang merupakan mitra Korea Utara sangat gencar menyerang Korea Selatan dengan berbagai macam cara.

Perang secara fisik tentunya sudah disiapkan Pemerintah Korea Selatan. mereka siap melawan teror yang terus dilakukan oleh Cina melalui kampanye nuklir. nah, kondisi ini tentunya mengakibatkan Cina pusing mencari strategi baru.

Salah satu cara pernah digunakan Cina dengan mengirimkan makanan yang mengandung zat kimia tinggi sehingga dapat mengakibatkan kematian terhadap warga negara Korea Selatan. Dengan terbongkarnya ide licik yang digencarkan Cina melalui makanan, tentunya tidak mengakibatkan Korea Selatan putus asa.

Beberapa strategi yang dilakukan oleh pemerintahan Korea Selatan, pertama, menciptakan pertanian elternatif untuk menutupi kebutuhan makanan warganya. pertanian alternatif yang tentunya sangat sehat dan tidak mengandalkan zat kimia untuk mencapai surplus makanan.

Kedua, Dengan adanya kebijakan peningkatan hasil produksi pertanian untuk menciptakan kemandirian pangan, Pemerintah Korea Selatan mengiringi dengan Kebijakan menolak Makanan dari Cina masuk ke Korea Selatan, dan kebijakan pelarangan itu berlaku sampai sekarang ini.

Ketiga, strategi perang bilogis yang digencarkan Cina tentunya tidak menutup pintu bagi warga negara Cina yang ingin melakukan kunjungan Wisata. Langkah selanjutnya menciptakan warung makan cina yang dikelola oleh warga negara Korea Selatan sendiri. ketika kita jalan-jalan ke Korea Selatan, jangan heran sangat banyak warung makan Cina tersebar di pinggir jalan, dan semua itu untuk melayani wisatawan

Belajar dari pengalaman Korea Selatan menghadapi perang biologis yang digencarkan Cina tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan di Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...