Saturday, December 3, 2016

Stop Bicara SARA Di Pilkada Kota Kendari



Ilustrasi. Sumber http://jhonmiduksitorus.blogspot.co.id

Demo Jilid III Umat Islam protes kata-kata Ahok yang mengandung unsur SARA menghebohkan negeri ini. Aksi massa bukan hanya terjadi di Jakarta tapi juga terjadi di berbagai daerah

Para politisi menanggapinya bahwa itu isu politisasi, karena dianggap untuk menjatuhkan Ahok sebagai calon Gubernur Jakarta saat ini. Aksi Umat Islam dicurigai ditumpangi oleh kepentingan politik yang lebih besar dan sebagainya. Maka muncullah berbagai aksi tandingan untuk melawan isu tersebut, namun sangat sulit untuk dibendung karena jumlah massa aksi umat islam mencapai jutaan orang, sedangkan aksi tandingan hanya ratusan ribu orang.

Kata-kata Ahok yang menyebut surat al maidah demi memuluskan jalannya dalam menduduki kembali kursi kepemimpinan di Jakarta. Sayang umat islam yang menonton video itu protes keras, karena sudah dianggap melecehkan kepercayaan orang lain atau sudah mengandung unsur SARA. Dan otomatis sudah melanggar hukum di negeri ini.

Isu SARA terlihat juga di akar rumput dalam menghadapi sosialisasi calon Walikota Kendari. Dari hasil keliling kota kendari beberapa hari terakhir, saya mencoba untuk bertanya kepada warga soal isu yang dipakai Calon Walikota untuk merebut suara pemilih.

Jawaban warga sangat mencengangkan, sebagian besar memilih bukan alasan rasional, melainkan karena faktor agama dan faktor kesukuan. Apakah karena faktor nonton tv kasus Ahok atau bukan ?, entahlah

Selain itu, menurut informasi seorang kawan yang terlibat dalam mensukseskan calon Walikota Kendari bahwa, itu kerja-kerja tim sukses untuk merebut suara di akar rumput. isu se-kampung atau se-suku atau se-agama memang menjadi salah satu strategi jitu dalam proses pemetaan pemilih.

Isu SARA di Kota Kendari telah melahirkan bentrokan atas nama suku beberapa tahun yang lalu. Ironisnya, bibit konflik ini dipelihara turun temurun oleh tim sukses untuk memenangkan calonnya” lanjut temanku.

Situasi ini sangat tidak bagus untuk menciptakan demokrasi yang baik di akar rumput. Karena perspektif dan tingkat pendidikan akar rumput berbeda-beda. Dalam perkembangannya dapat memunculkan fanatisme sesat yang ujungnya melahirkan manusia emosional dan tukang rusuh.

Untuk itu dibutuhkan inovasi dan kreatifitas semua tim sukses untuk menghindari isu suku, sekampung dan seagama dalam melakukan kampanye di Kota Kendari. Cukuplah  Ahok yang kena batunya di Jakarta.

Pengawas Pilkada Kota Kendari harus aktif untuk mencegah kampanye dengan menggunakan isu SARA. Kalau hal ini dibiarkan berkembang tanpa teguran sama sekali. maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik horizontal pasca Pemilih Walikota Kendari kedepan.

Mari bersama-sama selamatkan Kota Kendari dari perpecahan antara sesama. Warga sudah cukup lama rukun dalam melakukan aktivitas di Kota Kendari. Jangan gara-gara Pilkada hancur lebur, dan hampir dipastikan sangat sulit untuk membangunnya kembali.

Kita semua saudara, Satu Indonesia, Bhineka Tunggal Ika – berbeda tapi tetap satu jua. Stop Bicara SARA dalam mempengaruhi pemilih di akar rumput. Damai Itu Indah. Siapapun yang menang, itulah Walikota kita. Bagi yang kalah silahkan menunggu pertarungan 5 tahun mendatang.

No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...