Ilustrasi. Sumber geotimes |
Aksi massa Kita Indonesia atau yang dikenal aksi 412, yang diadakan di arena hari kebebasan bermotor Jakarta menuai banyak protes. Pasalnya banyak sekali masalah yang bermunculan, mulai dari massa bayaran hingga perusakan taman dan buang sampah sembarangan.
Beberapa media massa memberitakan sebagian peserta aksi 412 adalah massa bayaran. bayarannya pun bemacam-macam dari 50 ribu sampai 200 ribu rupiah plus makan gratis.
massa bayaran diungkapkan salah satu nenek asal karawang, yang enggan ditulis namanya, mengaku hanya diberikan 50 ribu rupiah untuk menghadiri acara tersebut (liputan sindonews).
Begitupun dengan Rahmat Aldi (40) dan Aep Saefullah (42). Aep Saefullah peserta aksi 412 dari bandung, Ia mengaku ikut aksi karena diberikan nasi dan uang cepek atau 100 ribu rupiah (liputan goriau).
Beberapa media massa memberitakan sebagian peserta aksi 412 adalah massa bayaran. bayarannya pun bemacam-macam dari 50 ribu sampai 200 ribu rupiah plus makan gratis.
massa bayaran diungkapkan salah satu nenek asal karawang, yang enggan ditulis namanya, mengaku hanya diberikan 50 ribu rupiah untuk menghadiri acara tersebut (liputan sindonews).
Begitupun dengan Rahmat Aldi (40) dan Aep Saefullah (42). Aep Saefullah peserta aksi 412 dari bandung, Ia mengaku ikut aksi karena diberikan nasi dan uang cepek atau 100 ribu rupiah (liputan goriau).
Sedangkan Rahmat Ali, Warga Lampung Tengah mengaku mengikuti aksi 412 karena diberikan uang lelah 200 ribu rupiah dan makan gratis selama dalam perjalanan dan kegiatan (liputan rmoljakarta).
Masalah kedua, sampah bertebaran dimana-mana, Pegawai Dinas Kebersihan DKI Jakarta harus mengerahkan pasukan orange sebanyak 150 orang dari 10 kecamatan untuk membersihkan sampah di acara 412. Kesadaran massa aksi untuk buang sampah pada tempatnya tidak ada sama sekali. Panitia acara kemungkinan tidak menyiapkan korlap untuk menjaga kebersihan pasca aksi.
Selain itu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta geram dengan tindakan peserta aksi yang banyak merusak taman kota. biaya untuk memperbaiki taman tentunya dari dana APBD dan butuh waktu lama.
Masalah ketiga, adalah Kegiatan politik dalam kegiatan car free day CFD Jakarta. Inisiator CFD Alfred Sitorus menganggap adanya kegiatan yang bermuatan politis itu membuat pihaknya mengalami kesulitan melakukan pelarangan pada aksi-aksi demo selanjutnya karena nantinya malah akan terkesan pilih kasih. sekedar informasi, peserta aksi 412 kebanyakan memakai baju partai dan membawa bendera partai.
Masalah terakhir, terjadi pemukulan terhadap anggota DPR RI, Fayakun Andriadi. Anggota Partai Golkar DKI Jakarta itu dipukul oleh tiga rekannya, karena gagal mobilisasi 10.000 massa untuk ikut aksi 412. Masalah yang dialami Fayakun sudah ditangani pihak Polda Metro Jaya.
Akibat aksi 412, netizen berkomentar miring, salah satunya Ricky Tamba, jaringan 98 mengatakan “Dagelan tak lucu. Beberapa partai politik serta pengurusnya yang mengaku hebat dan pintar malah mendegradasi diri menjadi seperti panitia hajatan sunatan di kampung-kampung”.
Masalah kedua, sampah bertebaran dimana-mana, Pegawai Dinas Kebersihan DKI Jakarta harus mengerahkan pasukan orange sebanyak 150 orang dari 10 kecamatan untuk membersihkan sampah di acara 412. Kesadaran massa aksi untuk buang sampah pada tempatnya tidak ada sama sekali. Panitia acara kemungkinan tidak menyiapkan korlap untuk menjaga kebersihan pasca aksi.
Selain itu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta geram dengan tindakan peserta aksi yang banyak merusak taman kota. biaya untuk memperbaiki taman tentunya dari dana APBD dan butuh waktu lama.
Masalah ketiga, adalah Kegiatan politik dalam kegiatan car free day CFD Jakarta. Inisiator CFD Alfred Sitorus menganggap adanya kegiatan yang bermuatan politis itu membuat pihaknya mengalami kesulitan melakukan pelarangan pada aksi-aksi demo selanjutnya karena nantinya malah akan terkesan pilih kasih. sekedar informasi, peserta aksi 412 kebanyakan memakai baju partai dan membawa bendera partai.
Masalah terakhir, terjadi pemukulan terhadap anggota DPR RI, Fayakun Andriadi. Anggota Partai Golkar DKI Jakarta itu dipukul oleh tiga rekannya, karena gagal mobilisasi 10.000 massa untuk ikut aksi 412. Masalah yang dialami Fayakun sudah ditangani pihak Polda Metro Jaya.
Akibat aksi 412, netizen berkomentar miring, salah satunya Ricky Tamba, jaringan 98 mengatakan “Dagelan tak lucu. Beberapa partai politik serta pengurusnya yang mengaku hebat dan pintar malah mendegradasi diri menjadi seperti panitia hajatan sunatan di kampung-kampung”.
No comments:
Post a Comment