Friday, June 9, 2017

Situasi Ekonomi Kota Kendari Tidak Baik-Baik Saja

Ilustrasi. sumber.harian analisa

Mengamati situasi penjual pabuka di sekitar jalan Sao-Sao dari awal hingga hari ini. Pengunjung pada minggu pertama puasa sangat ramai. lambat laun pengunjung makin menurun hingga hari ini. Bukan hanya itu, Pengunjung Mall Lippo juga makin lesu, padahal biasanya sangat ramai saat dua minggu sebelum lebaran. 

Dari pengamatan penulis, Penyebab meningkatnya inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat pada minggu kedua bulan puasa disebabkan : pertama, Bencana banjir dan longsor yang bertubi-tubi menimpa Kota Kendari. Korban bencana tidak tertangani dengan baik. 

Bencana yang melanda beberapa daerah penyangga Kota Kendari seperti Konawe Selatan dan Konawe berdampak juga terhadap harga sayuran dan makanan yang semakin meningkat di Kota Kendari. Bencana banjir mengakibatkan sebagian besar petani gagal panen di dua daerah penyangga kota kendari. 

Begitupun dengan nelayan yang menghadapi cuaca yang buruk dan kesulitan melaut mengakibatkan harga ikan makin tinggi di pasaran.

Sistem pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana dibiarkan berjalan secara alami tanpa intervensi yang memadai dari pihak terkait. Bantuan untuk korban bencana hanya berupa sembako dan mie instan yang sifatnya karitatif.

Kedua, Pemerintah Kota Kendari kurang perhatian pada sektor riil masyarakat. Beberapa kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Kendari sebelum memasuki bulan puasa malah merugikan pekerja sektor informal khususnya pedagang kaki lima. pengusiran paksa tidak disertai dengan kebijakan untuk mengikatkan pengahasilan PKL.

Pemulihan ekonomi korban pengusiran paksa dengan pasar modern tentunya tidak semua terpenuhi. Mengingat biaya sewa kios yang sangat mahal dan tidak terjangkau. Kita dapat memperhatikan  Pasar Kota Lama dan Pasar Baru serta Pasar Lapulu. Kios-kios pasar masih banyak yang kosong karena tak terjangkau.

Begitupun dengan buruh informal dan buruh formal sangat minim perhatian, terutama terkait dengan upah. Ribuan warga kota kendari bekerja tanpa jaminan dari pemerintah. Mereka bekerja sebagai buruh kontrak dengan gaji yang jauh dibawah standar sebesar Rp.30.000 sampai Rp 50.000 perhari dengan waktu hari kerja 20 hari perbulan. Kasus ini banyak terjadi di perusahaan perikanan dan toko elektronik dan lainnya di Kota Kendari. Kontrol terhadap perusahaan tersebut tidak terjadi sama sekali dan membiarkan para pekerja digaji dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP).

Ekonomi kota kendari sempat membaik pada bulan januari- februari 2017 lalu, dipengaruhi oleh faktor pemilihan calon walikota Kota Kendari. Perputaran uang setiap calon walikota cukup membantu situasi ekonomi masyarakat yang gawat darurat. Memasuki minggu kedua bulan puasa situasi ekonomi makin memburuk.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kendari membutuhkan kebijakan yang bisa mengubah secara radikal sistem ekonomi masyarakat. Keadaan memperlihatkan tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat semakin menurun dan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara. Semua itu tidak lain agar 30% warga kota yang tergolong miskin mampu bangkit dari keterpurukan. Bulan ramadhan sebagai bulan penuh berkah tetap butuh belanja pabuka dan sahur serta baju lebaran.

No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...