Friday, January 12, 2018

Kegagalan Mengelola Ekonomi Kembali Picu Kerusuhan Di TUNISIA

Sumber Foto ; https://www.theguardian.com

Tunisia kembali didera demonstrasi dan kerusuhan dimana-mana. Kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi sejak tahun 2011 tak kunjung terjadi, sehingga pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan yang merugikan warganya.

Negara yang terkenal dengan "pantai keemasannya" gagal dalam memperbaiki situasi ekonomi. Pariwisata yang diharapkan bangkit tak kunjung pulih pasca serangan militan yang mematikan pada tahun 2015 lalu.

Negara yang berpenduduk 10,8 juta jiwa itu, mengambil langkah, pertama, meningkatkan utang dari IMF sebesar $ 2,8 miliar. Kedua, memotong upah sektor publik. Ketiga, menaikkan harga bahan bakar dan barang komsumsi. Keempat, meningkatkan pajak impor. kelima, menaikkan pajak kendaraan, internet, hotel dan lain-lain.

Dalam situasi warga berusaha bangkit dari keterpurukan ekonomi, Kebijakan tidak adil diterapkan secara paksa dan mulai berlaku pada 1 Januari 2018.

Warga mulai protes sejak hari senin (08/01), Salah seorang demonstran yang meninggal dunia. Protes pun membesar yang berujung kerusuhan. Warga telah membakar puluhan gedung pemerintah setempat yang mengakibatkan keamanan ditingkatkan di beberapa kota. Protes berlanjut hingga Jumat (13/08)

Untuk mengantisipasi kerusuhan berlanjut, Pemerintah menangkap 778 orang dan 150 diantaranya adalah pemimpin oposisi sebagaimana diliput reuters. 
Sumber Foto : www.reuters.com

Perserikatan Bangsa Bangsa PBB pun turun tangan meminta pemerintah setempat untuk tidak melakukan penangkapan secara sewenang-wenang. 

"Kami khawatir dengan tingginya jumlah penangkapan, sekitar 778 orang yang kami pahami kini telah ditangkap sejak Senin, dan sekitar sepertiga dari mereka yang ditangkap berusia antara 15 dan 20 tahun sangat muda," Kata juru bicara PBB, Rupert Colville diliput reuters.

Tunisia adalah negara bekas jajahan Arab dan Prancis dan merdeka pada tahun 1956. Tunisia juga pernah mengalami revolusi yang dilakukan warga sipil pada tahun 2011 lalu. Penyebab revolusi tidak lain dari aksi Mohamed Bouazizi (26 tahun), seorang pedagang kaki lima yang membakar diri setelah dagangannya dirampas pejabat setempat. Kemarahan publik terus meluas yang mengakibatkan Presiden Zainal Abidin Bin Ali, pemimpin otoriter Tunisia mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara tersebut. 

Sumber : 
https://www.reuters.com/article/us-tunisia-protests/tunisia-arrests-another-150-including-opposition-leaders-over-unrest-idUSKBN1F113X

No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...