Friday, January 26, 2018

WEF, TRUMP DAN ISU KEMANUSIAAN

Protes Pertemuan WEF dan Trump di Swiss. Sumber Foto : Reuters

WEF World Economic Forum  mengadakan pertemuan pada tanggal 23-26 Januari kemarin, di Davos, Swiss. Panitia kegiatan semuanya perempuan yakni Direktur IMF Cristina Lagarde, Perdana Menteri Norwegi Erna Solberg dan Direktur Utama IBM Ginni Rometty. Ketiganya dibantu oleh 7 orang wakil ketua yang semuanya perempuan.

Panitia menghadirkan kurang lebih 70 negara dan pemerintahan seluruh dunia dan 140 rang tokoh dari kalangan bisnis dan 40 lembaga international. 

Pertemuan WEF yang ke 48 menurut pendiri WEF, Klaus Schwab didasari pemikiran "saat ini ada bahaya nyata dari runtuhnya sistem global. tapi perubahan tidak terjadi begitu saja. semuanya ada di tangan kita untuk memperbaiki kondisi dunia, dan itulah yang diperjuangkan oleh World Economic Forum", yang diliput dw.com. WEF salah satu lembaga yang didirikan pada tahun 1971.

Presiden WEF Borge Brende menambahkan "Yang kita tahu adalah kita masih kurang bekerjasama. Berkumpulnya 70 Kepala negara dan pemerintahan serta tokoh kunci dunia bisnis dapat memberikan kontribusi penting untuk mengatasi berbagai hambatan dalam perdagangan global saat ini". Karena pertemuan kali mengambil tema "Creating a shared future in a fractured world atau Menciptakan masa depan bersama di dunia yang retak".
Protes Komunitas Anti Kapitalisme Swiss. Sumber Reuters

Trump
Salah satu tokoh yang menjadi perhatian publik adalah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia menjadi bulan-bulanan berbagai negara dan aktivis, karena kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sering bertentangan dengan isu kemanusiaan, perdagangan dan kepentingan bersama lainnya.

Sebelum acara pertemuan WEF diadakan, sekitar 1000an aktivis anti kapitalisme berdemonstasi menolak pertemuan WEF dan menentang kedatangan Trump. Para demonstran berpakaian hitam dan membawa plakat bertuliskan "Tidak ada masa depan untuk kapitalisme", "Makan yang kaya" dan "Bunuh Trump". dikutip dari Reuters.

Tekanan terhadap Trump datang juga dari berbagai pemimpin negara dan termasuk pendiri WEF. Klaus Schwab yang diliput Deutsche Welle menyatakan "gerakan anti pendatang dan sistem proteksionisme dibidang perdagangan yang digangungkan Donald Trump, sungguh bertentangan dengan slogan dan semangat globalisasiyang selama diagungkan WEF". 

Perdana Menteri India, Narendra Modi sebagai orang yang pertama melakukan pidato di acara WEF liputan rauters menyatakan "Bukannya globalisasi, kekuatan proteksionisme malah muncul,". 

"Keinginan mereka tidak hanya untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari globalisasi tapi juga mengubah arus alami globalisasi." Kata modi. 

Kata-kata Proteksionisme dan menyelamatkan diri sendiri dari globalisasi merupakan kalimat sindiran terhadap Trump.

Kanselir Jerman Angela Merke pun seperti Modi menyindir kebijakan Trump, Ia menyatakan "proteksionisme bukan jawaban bagi masalah-masalah di dunia"

"Menutup diri tidak akan membawa siapapun ke masa depan yang lebih baik. Negara-negara yang mengeluh karena kebijakan perdagangan tidak adil harus mencari solusi multilateral" Tambah markel yang diliput tdw.com

"Namun demikian, negara-negara Eropa tidak perlu mengeluh jika negara seperti AS mengubah sistem pajaknya. Sebaliknya, Eropa harus menjawab dengan reformasi" Kata Markel.

Presiden Prancis, Emmanuel Marcron dengan pidato yang berjudul "France Is Back" sempat juga menyindir kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Selain itu, Kritik juga datang dari gedung putih sendiri. Berdasarkan liputan independet.co menyebutkan "kehadiran Trump hanya akan mengundang investor untuk menanamkan modal di AS. persis seperti mantranya "America First". Jadi jangan terlalu berharap si badut akan mengutaman nasib pencari suaka yang terperangkap dinginnya cuaca ekstrem eropa, apalagi menghadirkan tawa bagi bocah-bocah palestina di Gaza".

Walau mendapatkan penolakan dari berbagai kalangan, Presiden Donald Trump tetap percaya diri untuk mendatangi forum ekonomi yang bergensi itu. Ia mencoba menjawab kritikan melalui pidatonya.

Pidato Trump merupakan pidato terakhir di acara WEF, 26 Januari kemarin. Ia mengajak seluruh investor asing menanam modal di negeri paman sam. Trump mengatakan, "Datanglah ke Amerika Serikat, investasikan uang Anda, ciptakan lapangan kerja, dan masukkan perusahaan ke AS," seperti dikutip dari CNBC

Trump mempromosikan akan memangkas tarif pajak perusahaan AS menjadi 21 persen dari 35 persen. Bentuk kebijakan itulah yang mampu menarik investor masuk AS. 

Undangan Trump untuk investasi sekaligus meluruskan "Amerika First" tentang kebijakan luar negeri AS. Trump mengatakan "untuk mewakili kepentingan Rakyat Amerika, dan untuk menegaskan persahabatan dan kemitraan Amerika dalam membangun dunia yang lebih baik. "Amerika First" tidak berarti Amerika sendiri," .

Sisi lain dari Pidato Trump masih sempat menyerang media massa. Dia menuding pers sebagai penyebar "fake news" atau berita palsu. Beberapa media telah menyebarkan berita tentang hubungan Trump dengan Rusia.

"Sebagai pengusaha, saya selalu diperlakukan dengan baik oleh pers.. baru setelah menjadi politis akhirnya saya menyadarai betapa menjijikannya, betapa jahatnya, betapa kejamnya, betapa media bisa menjadi palsu" kata trump dihadapan ribuan peserta pertemuan. Trump juga manusia yang butuh curhat Coy..

Setelah pidato  Trump selesai, di luar gedung, dua demonstran yang menggenakan kaos ‘Not My President” menunjukkan sikap protes terhadap Trump, atas ucapannya menyebut laporan New York Times terkait topik hubungan Trump dan Rusia sebagai ‘fake news'
Protes Komunitas TEMEN dari Ukraina terhadap pertemuan ekonomi dunia bergensi di Davos

ISU KEMANUSIAAN
Desain pertemuan WEF bukan hanya membahas persoalan ekonomi belaka, namun beberapa isu tentang kemanusiaan disuarakan didalamnya. 

Shah Rukh Khan mendapatkan penghargaan Crystal Award dari Schwab Foundation for Social Enterpreurship di acara WEF. Pemeran Film My Name Is Khan diberikan penghargaan atas perjuangannya mempertahankan hak-hak anak dan perempuan India. Melalui Yayasan Meer Foundation  yang didirikannya di India, memberikan bantuan kepada perempuan korban kekerasan, perawatan medis, bantuan hukum, pelatihan-pelatihan dan biaya untuk bertahan hidup.

Begitupun dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau dalam pidatonya menyebutkan "Kekerasan seksual di tempat kerja adalah persoalan serius". Ia menyarankan gerakan #MeToo dan Time's Up berperan besar dalam meningkatkan kesadaran publik tentang isu tersebut. 

"Gerakan itu menunjukkan bahwa perlu ada diskusi penting tentang hak perempuan, kesetaraan dan dinamika kekuasaan gender. pelecehen seksual, contohnya dalam bisnis dan pemerintahan adalah masalah sistematik dan tidak bisa diterima" Kata Trudeau. 

Kanselir Jerman Angela Merkel, sempat juga menyinggung isu tentang kesetaraan gender. Markel menyerukan, komitmen besar terhadap keseteraan gender dan investasi lebih lanjut dalam pendidikan di Afrika.

Aktor film dan peraih oscar dari Australia, Cate Blanchett mendapatkan penghargaan yang sama didapatkan Khan. Dia berjasa dalam membantu pekerja imigran. Dalam proses perjalanannya ia telah melakukan perjalanan ke Yordania dan Lebanon untuk bertemu dengan korban konflik dari Suriah.

"Generasi yang hilang, kurang pendidikan, dan anak-anak yang mengungsi memakili potensi besar untuk kehilangan masa depan atas keamanan dan kesejahteraan" kata Cate dalam liputan tempo.

"Lebih dari satu orang melarikan diri dari daerah konflik di Afrika dan Timur Tengah ke Eropa untuk kehidupan lebih baik". kata Cate.

Angela Markel Jerman dalam pidatonya sempat menyinggung tentang populisme kanan dan imigran. Angela Merkel mengatakan, bahwa tambah kuatnya populisme kanan di Eropa ibarat "racun" di masyarakat, dan kebijakan yang bersifat nasionalis akan memperlemah ikatan internasional.

Partai kanan Alternative für Deutschland (AfD) yang anti imigran untuk pertama kalinya mendapat kursi di Parlemen Bundestag setelah pemilu parlemen September 2017. Di negara-negara lain Eropa, seperti Perancis dan Belanda, partai ekstrem kanan juga mendapat sokongan lebih besar tahun lalu.

Markel prihatin dengan Imigran dan menyatakan "lebih dari satu juta pengungsi lari ke Eropa akibat perang di Timur Tengah dan Afrika". Karena itu Merkel nyatakan pemerintahannya akan "kontrol" kaum populis kanan yang anti imigran.

OXFAM  salah satu lembaga masyarakat ikut terlibat mengkritik WEF yang tidak membawa kesejahteraan untuk semua. Menurut Oxfam melalui laporan berjudul "Reward Work, Not Wealth", Satu persen penduduk terkaya dunia menikmati 82 persen pertumbuhan kekayaan dunia tahun 2017, sementara 5 persen penduduk termiskin tidak mendapat apa-apa. Kesenjangan antara kaya dan miskin sangat jauh.

Direktur OXFAM Winnie Byanyima mengkritisi juga upah buruh perempuan yang mendapatkan bayaran  rendah dari pria bahkan sering dibayar dengan upah terendah. 

"Orang-orang yang membuat pakaian kita, merakit telepon genggam kita dan menyuplai makanan kita dieksploitasi untuk memastikan persediaan barang murah, dan memperbesar keuntungan bagi perusahaan serta para investor kaya," kata Winnie 

Solusi yang ditawarkan untuk melawan peruncingan kesenjangan ini, mereka meminta pemerintah untuk membatasi tingkat keuntungan para pemegang saham dan tenaga eksekutif puncak, menutup kesenjangan gaji antara lelaki dan perempuan, tindakan keras terhadap penghindaran pajak dan peningkatan anggaran untuk layanan kesehatan dan pendidikan.

"Sulit untuk menemukan pemimpin politik atau bisnis yang mengatakan bahwa mereka khawatir tentang kesenjangan," kata Winnie sebagaimana diliput DW.com

Terakhir, Isu tentang pejuang HIV AIDS. Sir Elton Hercules John atau Elton John, penyanyi berkebangsaaan Inggris mendapatkan penghargaan dari Crystal Award dari Schwab Foundation for Social Enterpreurship. Elton John (70 tahun) telah berjuang 25 lalu, dengan mendirikan Yayasan AIDS Elton John. . 

Menurut Elton John, "Sejak epidemi HIV/AIDS pada tahun 1980-an, lebih 70 juta orang terinfeksi virus HIV dan 35 juta telah meninggal dunia". Kutipan sewaktu menerima penghargaan dari Kampus Harvard tahun lalu.


Dikutip dari berbagai sumber


No comments:

Post a Comment

Kebijakan dan Dampak Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Kekuatan ekonomi China sangat luar biasa di dunia saat ini. Kebangkitan ekonomi China bahkan mengalahkan Amerika Serikat. ...